Laskar89 adalah komunitas online yang terkenal karena pandangannya yang kontroversial dan polarisasi. Kelompok yang berasal dari Indonesia ini digambarkan sebagai tentara digital yang menyebarkan ujaran kebencian dan misinformasi melalui platform media sosial.
Nama “Laskar89” berasal dari kata Indonesia “laskar” yang berarti tentara atau pasukan, dan angka 89 yang mengacu pada tahun 1989 ketika kelompok ini didirikan. Anggota Laskar89 dikenal dengan keyakinan nasionalis dan keagamaan yang ekstrem, sering kali mempromosikan Islamofobia dan sentimen anti-LGBT.
Salah satu fitur utama Laskar89 adalah penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesannya. Kelompok ini memiliki kehadiran yang kuat di platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, tempat mereka berbagi meme, video, dan artikel yang mempromosikan ideologi mereka. Laskar89 juga mengoperasikan situs web tempat mereka menerbitkan artikel dan komentar tentang peristiwa terkini, seringkali dengan nada bias dan menghasut.
Meskipun bersifat kontroversial, Laskar89 memiliki banyak pengikut, dengan ribuan anggota dan pendukung di seluruh Indonesia dan sekitarnya. Kelompok ini dikenal sering mengorganisir rapat umum, protes, dan acara lainnya untuk mempromosikan agenda mereka dan menarik anggota baru.
Namun Laskar89 juga mendapat kritik dan reaksi balik dari masyarakat dan otoritas pemerintah. Kelompok ini dituduh menghasut kekerasan, menyebarkan ujaran kebencian, dan mempromosikan ideologi ekstremis. Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia melancarkan penyelidikan terhadap Laskar89 dan kelompok serupa lainnya, yang berujung pada penangkapan beberapa anggotanya atas tuduhan penghasutan dan terorisme.
Menanggapi pengawasan tersebut, Laskar89 membela tindakannya sebagai bentuk kebebasan berpendapat dan berekspresi. Kelompok ini menyatakan bahwa mereka hanya menggunakan hak mereka untuk menyuarakan pendapat dan keyakinan mereka, meskipun pendapat dan keyakinan mereka kontroversial atau tidak populer.
Kontroversi seputar Laskar89 menyoroti tantangan dalam mengatur komunitas online dan memerangi ujaran kebencian dan ekstremisme di internet. Meskipun ada upaya untuk memantau dan mengendalikan kelompok-kelompok tersebut, kelompok-kelompok tersebut terus berkembang dan menarik pengikut yang tertarik pada ideologi radikal mereka.
Ketika Laskar89 dan komunitas online serupa terus beroperasi di ranah digital, penting bagi individu dan pihak berwenang untuk tetap waspada dan proaktif dalam mengatasi penyebaran ujaran kebencian dan ekstremisme online. Dengan mengedepankan toleransi, pengertian, dan akuntabilitas, kita dapat berupaya menciptakan lingkungan online yang lebih inklusif dan damai untuk semua.